KISAH PERANG UHUD
Perang ini dinama- kan perang Uhud, karena terjadi di gunung Uhud yang terletak kurang lebih 6 km dari Masjid Nabawi. Perang ini sangat dahsyat dan juga memilukan. Bahkan, Rasulullah mengalami luka di pipi, sehingga muka beliau berdarah-darah, gigi geraham beliau pecah dan pundak beliau terkena pukulan. Selain itu, banyak pula para sahabat yang gugur sebagai syuhada, termasuk paman Rasulullah yaitu Hamzah bin Abdul Muththalib, sang pemimpin syuhada di surga.
Nah,tentu kalian penasaran kan untuk mengikuti kisahnya?baiklah mari kita ikuti kisahnya!
SEBELUM PERANG UHUD
Kondisi Madinah setelah perang badar
Adik-adik yang disayang Allah, setelah perang Badar, kekuatan kaum muslimin di Jazirah Arab semakin kuat. Kaum muslimin menjadi kaum yang disegani di Madinah dan sekitarnya, sehingga lawan akan berpikir ulang untuk memerangi Rasulullah dan kaum muslimin.
Perang Bani Qainuqa'
Adik-adik yang disayang Allah, tahukah kalian siapa Bani Qainuga'? Mereka adalah kaum Yahudi yang paling keras permusuhannya terhadap Islam. Mereka adalah sekelompok orang Yahudi yang paling berani. Mereka bekerja sebagai tukang emas, tukang besi dan pembuat bejana-bejana. Sehingga, mereka sudah memiliki peralatan perang.
Mereka tinggal di dalam kota Madinah dan telah menyepakati perjanjian damai dengan Rasulullah.Namun mereka suka sekali melanggar perjanjian. Mereka sering sekali membuat keributan dan gangguan-gangguan. Mereka juga menghasut dan mengadu domba antar kaum muslimin yang terdiri dari berbagai suku agar terjadi per-pecahan.Hingga Suatu Hari Terjadi Kerusuhan di Pasar Bani Qainuqa'.
Seorang wanita muslimah datang membawa hasil kerajinannya ke pasar Bani Qainuqa. Dia duduk di sebelah tukang emas. Orang-orang di sana memaksanya untuk membuka wajahnya. Namun wanita tersebut menolaknya. Tanpa sepengetahuan wanita tersebut, tukang emas mengikat ujung kain bajunya ke punggungnya. Dan ketika wanita tersebut berdiri, tersingkaplah auratnya.
Saat itu juga, orang-orang Yahudi Bani Qainuga tertawa terpingkal-pingkal, dan wanita itu berteriak minta tolong. Di pasar tersebut ada seorang laki-laki muslim yang segera menolong wanita tersebut. Kemudian dia menyerang dan membunuh tukang emas tersebut. Melinat hal itu, orang-orang Yahudi datang dan mengeroyok laki-laki muslim tersebut dan membunuhnya.
Kejadian ini sampai kepada Rasulullah. Beliau segera menuju perkampungan Bani Qainuga dengan membawa pasukan yang terdiri dari kaum Muhajirin dan kaum Anshar. Kejadian tersebut terjadi pada pertengahan bulan Syawal tahun kedua Hijriyah.
Sedangkan yang membawa panji adalah paman beliau, Hamzah bin Abdul Muththalib.mengetahui kedatangan Rasulullah dengan membawa pasukan, maka orang-orang Bani Qainuga berlindung di benteng-benteng mereka. Maka, dengan mudah Rasulullah dan pasukannya mengada- kan pengepungan yang berlangsung selama 15 hari.
Adik-adik yang disayang Allah, orang-orang Yahudi yang bersembunyi di dalam benteng-benteng merasa takut, bingung, dan putus asa. Mereka tidak melakukan perla- wanan sama sekali, padahal sebelumnya dengan sombong mereka menantang perang Rasulullah. Itulah sifat pengecut orang-orang Yahudi.
Akhirnya mereka menyerah dan tunduk terhadap keputusan Rasulullah. Mereka berjalan keluar dari benteng dengan penuh kehinaan. Tangan-tangan mereka berada di atas kepala-kepala mereka. Lalu, Rasulullah memerintahkan untuk mengikat mereka. Beliau mempercayakan pengikatan tersebut kepada Al-Mundzir bin Qudamah As-Salmi Al-Ausi.
Pada saat itulah, datang Abdullah bin Ubay bin Salul, pimpinan kaum munafik yang menjadi sekutu dari Bani Qainuqa'. la berusaha menolong mereka, dan meminta Al-Mundzir untuk melepaskan mereka. Namun, Al-Mundzir menolaknya.
Mendengar jawaban Al-Mundzir tersebut, Ibnu Salul menghadap Rasulullah Dia berkata, "Wahai Muhammad, berlaku baiklah kepada sekutuku. Namun Rasulullah mengabaikan perkataannya, sehingga ia berkata lagi, "Wahai Muhammad, berlaku baiklah kepada sekutuku." Rasulullah tetap mengabaikannya. Kemudian, Ibnu Salul memasukkan tangannya ke saku baju perang Rasulullah. Maka, Rasulullah berkata kepadanya, "Lepaskanlah aku!" Rasulullah marah hingga nampak pada mukanya. Ke- mudian beliau berkata lagi, "Celakalah kamu, lepaskanlah aku."
Ibnu Salul menjawab, "Demi Allah, aku tidak akan melepaskanmu hingga engkau berlaku baik kepada sekutuku. Dengan mengerahkan 400 pasukan tanpa baju perang dan 300 pasukan yang mengenakan baju perang, mereka telah melindungiku dari se- rangan orang Arab dan non Arab. Lalu engkau ingin menumpas mereka sekaligus? Demi Allah, aku takut akan timbul bencana di kemudian hari."
Lalu Rasulullah berkata, "Mereka adalah milikmu."
Rasulullah menerima permintaan Ibnu Salul. Beliau membebaskan orang-orang Bani Qainuqa' dan mengusirnya dari Madinah. Kaum muslimin mengambil harta mereka sebagai harta rampasan perang. Mereka keluar dari Madinah dengan keadaan terhina. Padahal sebelumnya mereka adalah kaum yang paling berani, paling kuat, dan paling banyak jumlah dan persenjataannya. Kaum terusir ini pergi menuju kawasan Syam dan tinggal di sana. Dan tak berapa lama kemudian mayoritas mereka binasa.
Sebab-Sebab Terjadinya Perang Uhud
1.kekalahan kaum Quraisy Di Perang Badar
2.Kerugian yang Dialami Kafilah Shafwan bin Umayyah
3.Mengembalikan Kedudukan Kaum Quraisy
Pasukan Quraisy Bersiap Untuk Berperang
Adik-adik yang disayang Allah, genap satu tahun orang-orang Quraisy Mekah mengadakan persiapan perang Terkumpulah pasukan sejumlah 3000 orang dengan peralatan perang yang lengkap. Setelah semua siap, mereka berangkat menuju Madinah Mereka membawa 3000 ekor unta dan 200 ekor kuda. Sedangkan senjata pertahanan mereka adalah 700 peri- sai.
Mereka juga membawa para wanita yang berjumlah 15 orang yang tugasnya untuk menjaga pa sukan agar tidak lari dari pepera. ngan Di antara wanita tersebut adalah Hindun binti Utbah bin Rabi'ah, istri Abu Sufyan Ayah, paman dan saudara Hindun terbunuh di perang Badar.
Pemimpin pasukan ini adalah Abu Sufyan Komandan pasukan kavaleri adalah Khalid bin Walid yang dibantu oleh Ikrimah bin Abu Jahl. Sedangkan panji perang diba- wa oleh Bani Abdud Dar.
Mereka berjalan keluar Mekah menuju Madinah dengan dendam dan kemarahan yang membara. Mereka telah bertekad kuat untuk menghancurkan kaum muslimin Hari itu adalah hari Sabtu bulan Syawal tahun ketiga Hijriyah.
Rasulullah Bermusyawarah dengan sahabat
Adik-adik, setelah Rasulullah mendapatkan berita yang lengkap mengenal pasukan kafir Quraisy, beliau bermusyawarah dengan para sahabat untuk menentukan apakah tetap bertahan di Madinah dan membentengi diri di dalamnya, atau keluar menghadapi pasukan musuh. Rasulullah sendiri berpendapat untuk tetap bertahan di Madinah.
Abdullah bin Ubay bin Salul, sang pimpinan munafik, berpendapat seperti pendapat Rasulullah s. yaitu tetap tinggal di Madinah. Sedangkan sebagian besar dari kaum muslimin yang tidak mengikuti perang Badar menginginkan keluar untuk berperang. karena mereka melihat keutamaan para sahabat yang mengikuti perang Badar.
Kaum muslimin yang menghendaki keluar untuk berperang tetap berada di tempat Rasulullah. Beliau pun masuk rumah dan mengenakan baju perang. Para sahabat pun menyesal karena telah memaksa Rasulullah keluar berperang. Akhirnya mereka berkata, "Rasulullah menawarkan sesuatu, namun kalian mengajukan yang lain. Wahai Hamzah, temuilah Rasulullah dan katakanlah, 'Kami mengikuti pendapatmu!"
Hamzah bin Abdul Muthalib menemu Rasulullah dan berkata. "Wahai Nabi Allah, sesungguhnya para pengikutmu saling menyalahkan dan akhirnya mengatakan, 'Kami mengikuti pendapatmu Mendengar hal ini Rasulullah bersabda. "Sesungguhnya jika seorang nabi telah mengenakan peralatan perangnya, maka ia tidak akan menanggalkannya hingga terjadi peperangan."
PERANG UHUD BERKECAMUK
Keberangkatan pasukan kaum muslimin
Adik-adik yang shalih dan shalihah, setelah semua siap. Rasulullah seberangkat dengan 1000 pasukan, di antara mereka ada 100 pasukan berperisai. Ketika tiba di daerah Asy-Syauth, yaitu daerah antara Madinah dan Uhud, Abdullah bin Ubay bin Salul memisahkan diri dari Rasulullah yang diikuti sepertiga pasukan. Alasan mereka adalah bahwa mereka beranggapan tidak akan terjadi perang dengan kaum musyrikin. Mereka juga memprotes keputusan berperang di luar Madinah.
Adik-adik yang shalih dan shalihah, seperti kita ketahui bahwa Abdullah bin Ubay bin Salul adalah pimpinan munafik. Apa yang diucapkannya berbeda dengan apa yang ada di hatinya. Tujuan yang sebenarnya dari pembelotan ini adalah untuk memperlemah semangat menciptakan kebingungan dan kekacauan pada pasukan kaum muslimin. Karena sesungguh- nya dia tidak menginginkan ke- menangan bagi kaum muslimin. Perbuatan Ibnu Salul ini termasuk pengkhianatan yang besar kepada Rasulullah dan kaum muslimin.
Strategi Perang Rasulullah di Perang Uhud
Adik-adik yang shalih dan shalihah Rasulullah adalah seorang ahli strategi perang yang hebat dan luar biasa. Beliau telah menentukan strategi yang tepat untuk menghadapi musuh yang jumlahnya 3000 orang, sedang pasukan beliau hanya 700 orang Strategi ini berkaitan dengan pemilihan medan perang yang tepat dan penem- patan pasukan.
Persiapan Pasukan Kafir Quraisy
Adik-adik yang disayang Allah, sementara itu pasukan kaum kafir Mekah dibagi menjadi beberapa bagian Abu Sufyan menunjuk Khalid bin Walid sebagai pemimpin pasukan berkuda sayap kanan sedangkan pasukan berkuda sayap kiri dipimpin oleh Ikrimah bin Abu Jahal. Masing-masing pasukan terdin dari 100 orang Abu Sufyan juga menempatkan 100 pemanah di bansan depan Bendera diserahkan kepada Thalhah bin Abu Thalhah.
Pertempuran Satu Lawan Satu
Adik-adik, tepat pada hari itu Sabtu, tanggal 7 Syawal 3 Hijriyah atau bertepatan dengan tanggal 22 Maret 625 M, dua pa- sukan saling berhadapan. Pasukan kaum muslimin berjumlah 700 orang yang dipim- pin langsung oleh Rasulullah melawan pasukan kafir Quraisy yang berjumlah 3000 orang pimpinan Abu Sufyan.
Seperti pada perang Badar, pertempu- ran ini diawali dengan duel satu lawan satu. Dan pasukan kafir Mekah, datanglah Abu Thalhah Al-Abdari, dia adalah seorang prajurit Quraisy yang sangat pemberani.
Pertempuran Dimulai
Adik-adik, dua pasukan pun saling menyerang Pedang-pedang saling beradu se hingga menimbulkan dentingan yang bising. Rasulullah terus mengobarkan semangat kepada kaum muslimin Beliau mengambil sebuah pedang dan bersabda,"Siapakah yang akan mengambil pedang ini dariku?" Para sahabat berlomba mengulurkan tangannya untuk mengambil pedang tersebut. Beliau bersabda lagi. "Siapakah yang akan mengambil pedang ini dengan haknya?"
Maka, Abu Du- janah datang, dan Rasulullah member- kan pedang tersebut. Abu Dujanah menge- luarkan ikat kepala me- rah dan memakainya Orang-orang telah pa- ham jika Abu Dujanah telah melakukan hal itu,tandanya dia akan berperang hingga syahid. Dia berjalan di tengah pasukan dengan sombong Melihat hal tersebut, Rasulullah bersabda. "Sesunggguhnya cara jalan seperti ini adalah cara jalan yang dibenci Allah, kecuali di tempat seperti ini (medan pertempuran)."
Merobohkan Panji Musuh
Adik-adik, Hamzah dan Ali bersama-sama merangsek ke arah pemegang panji musuh Mereka mengetahui bahwa panji adalah simbol kekuatan pasukan. Jika mereka mampu menumbangkannya, maka secara otomatis akan tumbang pula semangat pasukan musuh dan ini berarti kekalahan. Hamzah dan Ali pun berhasil mendekati panji kaum Quraisy yang dipegang oleh Bani Abdi Dar.
Hamzah bin Abdul Muthalib Gugur
Hamzah bin Abdul Muthalib dengan kedua pedang di tangan kanan dan kiri- nya terus berperang tanpa lelah. Tubuhnya yang tinggi dan kekar terus bergerak de- ngan gesit menyerang musuh. Dia terus saja mengayunkan pedangnya, hingga sebuah tombak menancap di perut bagian bawah hingga tembus ke belakang. Hamzah men- coba mencari tahu siapa gerangan orang yang telah melemparkan tombak ke arahnya. Ketika dia mendapati orang tersebut, dia berusaha mendekatinya.. Namun badannya tak kuat lagi. Dia roboh ke tanah bersimbah darah.
Pasukan kafir Quraisy kocar-kacir
Kesalahan pasukan pemanah
Rasulullah dikabarkan gugur
Rasulullah terkepung
Rasulullah terluka
Perjuangan thalhah bin Ubaidillah dan Sa'ad bin Abi waqash
Abu Ubaidah Mencabut Potongan besi di pipi nabi
Para Sahabat Melindungi Nabi
Nabi selamat dari kepungan Musuh
Pasukan musuh Berusaha Mengejar Nabi
Pasukan musuh Kembali ke mekah
SETELAH PERANG UHUD
Pencarian korban perang Uhud
Keadaan para syuhada sangat memilukan termasuk jasad Hamzah bin Abdul Muthalib Rasulullah sangat sedih melihat jasad paman beliau tersebut hingga menangis terisak Beliau meletakkannya di arah kiblat berdiri di sisi jenazahnya lalu menangis terisak-isak.
Jumlah yang mati syahid di perang Uhud ini sebanyak 70 orang, di antaranya Hamzah bin Abdul Muthalib Mushab bin Umair, Saad bin Rabi Abdullah bin Amr bin Haram Amr bin Jamuh, Abdullah bin Jahsy, Hanzhalah dan lainnya. Sedangkan kor ban dan pihak pasukan Quraisy terdapat perbedaan pendapat. Ada yang mengatakan 22 orang, dan ada yang berpendapat 37 orang Wallahu alam.
Pasukan Muslimin Pulang ke Madinah
Adik-adik setelah Rasulullah selesai menguburkan para syuhada, beliau pu lang ke Madinah. D. Madinah Rasulullah melihat ketegaran para wanita beriman yang suami, saudara, maupun anaknya gugur di medan peperangan: Hanya pujian kepada Allah yang keluar dari lisan-lisan mereka.
Pasukan muslimin mengejar pasukan Quraisy
Adik-adik pagi harinya, yaitu han Ahad, tanggal 8 Syawal 3 Hijriyah, Rasulullah menyeru kepada para sahabat agar berangkat mengejar musuh. Beliau bersabda Tidak boleh menyertai kami kecuali yang telah ikut perang.
Sementara itu pasukan Quraisy yang telah sampai di daerah yang bernama Rauha, mereka sepakat untuk kemba- li ke Madinah dan menyerbu- nya. Lalu, datanglah Ma'bad bin Abi Ma'bad yang melakukan tipu daya.
la berkata, "Muhammad telah berangkat bersama sahabat-sahabatnya mengejar kalian dikuti bala tentara yang belum pernah sama sekali aku lihat bandi- ngannya Mereka sangat ingin untuk menghabisi kalian. Telah bergabung dengannya orang-orang yang tidak ikut bersamanya pada hari kemenangan kalian. Mereka menye sali apa yang mereka sia-siakan. Dalam diri mereka ada kemarahan yang belum per- nah sama sekali aku lihat bandingannya."
Mendengar perkataan tersebut, runtuhlah semangat pasukan Quraisy, Ketakutan jelas terlihat di wajah-wajah mereka Mereka tak menyangka bahwa pasukan kecil yang baru saja mereka kalahkan berani mengejar mereka. Mereka juga tak habis pikir bagaimana mungkin pasukan yang di tubuhnya sudah terdapat banyak luka nekad ingin berperang lagi. Tentulah mereka adalah prajurit-prajurit tangguh yang bermental baja Dan mereka telah merasakan kekuatan pasukan muslimin, baik di Badar maupun di babak pertama perang Uhud.
Komentar
Posting Komentar